18 Desember 2008

BALANCE SCORECARD

Pendekatan sistem pengukuran kinerja diperusahaan disebut Balance Scorecard, berikut ini dikutip beberapa pengertian tentang Balance Scorecard :

Atkinson, Banker, Kaplan and Young(1997) dalam buku Management Accounting,:

Yaitu :” Suatu set dari target dan hasil kinerja yang digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur kinerja yang diarahkan kepada gabungan faktor kritis dari tujuan organisasi.”

Anthony and Govindarajan (1997) dalam buku Management Control System :

Yaitu : “ Suatu alat sistem untuk memfokuskan perusahaan , meningkatkan komunikasi antar tingkatan manjemen, menentukan tujuan organisasi dan memberikan umpan balik yang terus-menerus guna keputusan yang strategis .”

Dari uraian diatas maka, ciri-ciri sistem balance score card, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

  1. Merupakan suatu aspek dari strategi perusahaan.

  2. Menetapkan ukuran kinerja melalui mekanisme komunikasi antar tingkatan manajemen

  3. Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus guna perbaikan pengukuran kinerja pada kesempatan selanjutnya.

Setiap ukuran dalam balance scorecard menyajikan suatu aspek dari strategi perusahaan, karena dengan sistem ini manajemen dapat menggunakannya untuk berbagai alternatif pengukuran terhadap hal-hal berikut :

  1. Faktor-faktor kritis yang menentukan keberhasilan strategi perusahaan

  2. Menunjukan hubungan individu / sub bisnis unit dengan yang dihasilkannya, sebagai akibat dari penetapan pengukuran yang telah dikomunikasikannya.

  3. Menunjukan bagaimana pengukuran nonfinansial mempengaruhi finansial jangka panjang.

  4. Memberikan gambaran luas tentang perusahaan yang sedang berjalan.

Balance scorecard mencoba untuk menciptakan suatu gabungan pengukuran strategis, pengukuran finansial dan nonfinansial serta pengukuran ekstern dan intern

Pengukuran perusahaan dapat dipandang menjadi 4 kategori Perspektif ( Kaplan , 1996), yaitu : Perspektif finansial, Perspektif Langganan, Perspektif internal bisnis, serta Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan. Ke empat perspektif ini saling berhubungan dalam sebab akibat, sebagai cara untuk menterjemahkan strategi kedalam tindakan.

Berikut ini tahapan pelaksanaan balance scorecard (Anthony, 1997) sebagai berikut :

  1. Mendefinisikan strategi

  2. Mendefinisikan pengukuran

  3. Mengintegrasikan pengukuran kedalam sistem manajemen

  4. Meninjau ukuran yang ditetapkan dan hasilnya, dengan cara terus menerus.

Mendefinisikan strategi ; Balance scorecard membangun hubungan antara strategi dan tindakan opersional,. Untuk memulai operasional perlu organisasi mendefinisikan balance scorecard sesuai dengan mendefinisikan strategi organisasi, secara eksplisit pada tahap ini bahwa sasaran organisasi telah dikembangkan.

Hubungan sebab-akibat diantar ukuran-ukuran adalah sebagai berikut (Anthony,1997):


PERSPEKTIF UKURAN

- Perpektif innoveasi & pembelajaran - Keahlian manufaktur

- Perspektif bisnis intern - Siklus order

- Perpektif pelanggan - Survey kepuasan pelanggan

- Perspektif finansial - Pertambahan pendapatan dari

penjualan


Mendefinisikan pengukuran ;

  • Menentukan pengukuran individual yang mendukung strategi perusahaan.

  • Mengintegrasikan pengukuran dalam sistem manajemen; mengintegrasikan balance scorecard dengan struktur formal nonformal,

  • Budaya kerja, praktik yang ada dan sumber daya manusia.

Meninjau ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya secara terus menerus secara konsisten oleh manajer : ketika balance scorecard sedang berjalan, dan mengevaluasinya dengan cara melalui pertanyaan antara lain sebagai berikut :

  • Bagaimana organisasi berjalan , menurut pengukuran ?

  • Bagaiman startegi organisasi berubah sejak awal hingga akhir ?

  • Bagaiman memelihara pengukuran terhadap strategi yang berubah-ubah ?

  • Bagaimana organisasi meningkatkan/ memperbaiki pegukuran.

Berikut ini yang dapat membatasi kegunaan Balance scorecard :

  • Hubungan yang kurang baik antara hasil yang terjadi dengan pengukuran nonfinansial yang telah ditetapkan

  • Laporan yang tidak fleksibel atas hasil finansial

  • Tidak adanya mekanisme untuk usaha kemajuan./ peningkatan

  • Pengukuran yang tidak diperbaharui

  • Beban pengukuran yang berlebihan

  • Kesulitan dalam menentukan pertukaran pekerjaan (trade – off)


23 November 2008

PROSES PEMBELIAN KEPUTUSAN

Para pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi para pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai cara kosumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi orang yang membuat keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah dalam proses pembelian.

Peran pembelian
Lima peran yang di mainkan orang dalam keputusan pembelian :
a. Pencetus : orang yang pertama kali yang mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa
b. Pemberi Pengaruh : orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.
c. Pengambil keputusan : orang yang mengambil keputusan mengenai setiap komponen keptusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan di mana akan membeli
d. Pembeli : orang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya
e. Pemakai : seseorang mengkonsumsi atau yang menggunakan produk atau jasa tertentu

Perilaku pembelian
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan kpembelian. Pembelian yang rumit dan mahal mungkin melibatkan lebih banyak pertimbangan pembeli dan lebih banyak peserta. Hendry Assael membedakan 4 perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat perbedaan antar merek.
a. Perilaku Pembelian Yang Rumit
Perilaku pembelian yang rumit berdiri dari proses tiga langkah. Pertama, pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, ia membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan pemelian yang cermat
b. Perilaku Pembelian Pengurang Ketidaknyamanan
Keterlibatan yang tinggi di dasari oleh factor bahwa pembelian terkadang mahal, jarang di lakukan, dan beresiko. Sehingga pembeli akan berbelanja dan berkeliling untuk mempelajari merk yang tersedia. Setelah pembelian terjadi konsumen mungkin mengalami disonansi atau ketidak nyamanan setelah merasakan adanya fitur yang tidak mengenakan atau mendengar kabar yang menyenangkan mengenai merek lain.
c. Perilaku Pembelian Karena Kebiasaan
banyak produk yang dibeli pada kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan antar merk yang signifikan. Misalnya garam, para konsumen memeliki sedikit keterlibatan pada produk itu. Mereka pergi ketoko dan mengambil merk tertentu. Jika mereka tetap mengambil merk yang sama, hal itu karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap merk.
d. Perilaku Pembelian Yang Mencari Variasi
Beberapa situasi pembelian di tandai oleh keterlibatan kosumen yang rendah tetapi perbedaan antar merk yang signifikan. Dalam kondisi seperti itu konsumen sering melakukan peralihan merk. Namun pada kesempatan lain,konsumen mungkin mengambil merk yang berbeda karena ingin mencari rasa yang berbeda. Peralihan merk terjadi karena mencari variasi dan bukannya karena ketidakpuasan.

21 September 2008

Electronic Commerce (E-Commerce)

E-Commerce / Electronic Commerce (e-business) merupakan kegiatan bisnis yang dijalankan (misalnya transaksi bisnis) secara elektronik melalui suatu jaringan (biasanya internet) dan komputer atau kegiatan jual - beli barang atau jasa (atau mentransfer uang) melalui jalur komunikasi digital.

Tujuan dari aplikasi e-commerce adalah :

  1. Orang yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser
  2. Menjadikan portal e-commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, tapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi, etc)
  3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual : Responsif (respon yang cepat dan ramah), Dinamis, Informatif dan komunikatif
  4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis
  5. Model pembayaran : kartu kredit atau transfer.

Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :
• Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan.
• Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
• Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit).
• Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online) dan penanganan transaksi
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan transaksi melalui E-commerce bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
• Meningkatkan pendapatan dengan menggunakan online channel yang biayanya lebih murah.
• Mengurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan kertas, seperti biaya pos surat, pencetakan, report, dan sebagainya.
• Mengurangi keterlambatan dengan mengunakan transfer elektronik / pembayaran yang tepat waktu dan dapat langsung dicek.
• Mempercepat pelayanan ke pelanggan, dan pelayanan lebih responsif.

Agar sebuah situs web mempunyai memori / state, dalam hal ini aplikasi ini mampu mengingat ‘siapa memesan apa’, beberapa informasi yang mengidentifikasi pengguna harus dikirim dengan setiap request halaman web. Informasi tersebut disimpan dengan menggunakan session.
Session tersebut dipergunakan untuk merekam / tracking aktivitas pengguna yang melalui sejumlah halaman pada website, misalnya pada jenis aplikasi Shopping Cart (kereta belanja). Direkam pula informasi identitas pengguna yang memiliki kereta belanja tersebut.

Rancangan Aplikasi E-Commerce


Gambaran aplikasi e-commerce akan diuraikan sebagai berikut. Mula-mula aplikasi akan menampilkan daftar barang yang tersedia. Lalu pengguna dapat memilih beberapa item yang ingin dibeli. Pada saat pengguna memilih suatu item barang, identitas barang tersebut dicatat, dan selanjutnya user dapat melanjutkan berbelanja / memilih item yang lain. Server mengingat item apa saja yang telah dipesan. Pada saat pengguna melanjutkan browsing, server memelihara track pengguna tersebut dan pengguna tersebut dapat melakukan check out terhadap item-item yang telah dipesan.

Setiap halaman pada aplikasi ini memiliki tombol yang memungkinkan pengguna untuk langsung melakukan checkout. Pada halaman yang menampilkan daftar barang terdapat kumpulan form yang memungkin pengguna untuk memberi indikasi item mana yang akan dibeli. Setiap item dapat ditentukan secara lebih spesifik sesuai jenis barang yang ada, misalnya untuk aplikasi toko laptop online terlebih dahulu ditentukan merek laptop, terdiri atas acer, hp, apel, compaq, dan sebagainya. Form untuk pemesanan menggunakan kotak teks untuk jumlah pesanan, dan tombol ‘Order’, yang pada contoh laptop tadi dicantumkan untuk masing-masing merek laptop.
Selanjutnya ditampilkan satu halaman yang berisi daftar semua item yang sedang berada dalam kereta belanja (shopping cart). Halaman ini memungkinkan pengguna untuk menambah atau mengurangi jumlah item yang dipesan, dan menghapus suatu item pesanan. Pada akhir proses pemesanan, ditampilkan halaman yang mengumpulkan informasi pengguna, preferensi, dan halaman untuk memulai pemrosesan kartu kredit. Halaman ini juga menunjukkan pesan bila ada kesalahan informasi atau terdapat penolakan autorisasi kartu kredit oleh agen pemroses.
Selanjutnya, setelah transaksi selesai diproses, terdapat tanda terima transaksi yang mengkonfirmasi pesanan dan menyampaikan nomor id pesanan kepada pengguna.
Yang penting diperhatikan untuk pengembangan aplikasi e-commrce adalah informasi nomor kartu kredit dan informasi personal lainnya harus aman dan tidak mudah dilihat oleh orang yang tidak berhak.

PENYUSUNAN PERSONALIA ORGANISASI

Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penetapan, pemberitahuan latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Dalam bab ini akan dibahas bagaimana organisasi menentukan kebutuhan sumber daya manusia sekarang dan di waktu yang akan datang.

Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan. Tetapi fungsi ini berhubungan ert dengan fungsi pengorganisasian, dimana pengorganisasian mempersiapkan ” kendaraan ”-nya dan peyusunan personalia mengisi ” pengemudi ”-nya yang sesuai gengan posisi kerja yang ada. Akhirnya, fungsi penyusunan personalia harus dilaksanakan oleh semua manajer, baik mereka mengolah perusahan besar ataupun menjadi pemilik perusahan kecil.

PROSES PENYUSUNAN PERSONALIA

Proses penyusunan personalia (staffing process) dapan dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan pada waktu yang tepat. Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan yang berbeda. Pertama, lingkungan eksternal yang meliputi seluruh faktor di luar organisasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhinya. Kedua lingkungan internal, yang terdiri dari unsur-unsur di dalam organisasi.

Langkah-langkah proses ini mencakup:

1. perencanaan sumber daya manusia, yang dirancang untuk menjamin keajegan dan pemenuhan kebutuhan personalia organisasi.

2. Penarikan, yang berhubungan dengan pengadaan calon-calon personalia segaris dengan rencana sumber daya manusia.

3. Seleksi, mencakup penilaian dan pemilihan di antara calon-calon personalia.

4. Pengenalan dan orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu yang terpilih menyesuaikan diri dengan lancar dalam organisasi.

5. Latihan dan pengembangan

20 April 2008

ASPEK PENTING DALAM PEMASARAN

A. PENGERTlAN PEMASARAN
Sebagaiman kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun perdagangan.
American Marketing Association 1960, mengartikan pemasaran sebagai berikut: Pemsaran adalah pelaksanaan dunia usaha yang mengaarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang pemasaran.
Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management Analysis, Planning, and Control, mengartikan pemasaran secara lebih luas, yaitu: Pemasaran adalah: Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya.
B. PASAR SASARAN
Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya. Jadi arti dari pasar sasaran adalah: Sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan alau keinginan tertentu yang mungkin maupun mampu untuk ambil bagian dalam jual beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Karena konsumen yang terlalu heterogen itulah maka perusahaan perlu mengkelompokkan pasar menjadi segmen-segmen pasar, lalu memilih dan menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran. Dengan adanya hal ini, maka perusahaan terbantu untuk mengidentifikasi peluang pasar dengan lebih baik, dengan demikian perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat, dapat menentuan saluran distribusi dan periklanan yang sesuai dan efisien serta mampu menyesuaikan harga bagi barang atau jasa yang ditawarkan bagi setiap target pasar.
Pasar sasaran (Target Market) adalah: Sekelompok konsumen atau pelanggan yang secara khusus menjadi sasaran usaha pemasaran bagi sebuah perusahaan.
Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
2. Penetapan Pasar Sasaran
3. Penempatan Produk

Sistem Informasi Manajemen

1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System – TPS)

TPS merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan pimpinan bisa melihat data yang dihasilkan oleh TPS secara langsung. Sebuah sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system TPS), yang disebut juga dengan sistem operasional atau sistem pemrosesan data (data processing system), menghandel kebutuhan akuntansi harian suatu organisasi. (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.

TPS merupakan salah satu sistem yang paling lama digunakan pada komputasi bisnis dan penghematan uang yang diberikan sistem ini telah membuat market atau pasar yang besar pada bisnis komputer. Suatu TPS menghemat pengeluaran dengan membuat sistem yang otomatis sehingga mengurangi jam kerja dalam melakukan pencatatan keuangan secara manual (mencatat pada kertas).

Sistem pemrosesan terdahulu menggunakan batch processing, dimana data dikumpulkan dan diproses pada perioda atau interval waktu tertentu, misalnya sekali dalam seminggu. Pada tahun 1970-an, sistem pemrosesan transaksi mulai menggunakan pemrosesan online (online processing). Pada online processing, personil memasukkan data transaksi dan dapat melihat total data, dan hasil lainnya pada saat itu juga.

Sistem pemrosesan transaksi menyediakan tool yang berguna untuk pegawai, misalnya pegawai di bagian sales atau human resources, tetapi sistem ini juga berguna untuk para manajer. Manajer operasional memfokuskan pada pengawasan dan kontrol dan mereka membuat keputusan operasional (operational decision) berkaitan dengan isu-isu lokal yang memerlukan aksi secepatnya (misalnya persediaan barang menipis).

Suatu TPS yang didesain dengan baik dapat menghasilkan summary report secara berkala / periodik, yang menyediakan manajer dengan overview yang cepat mengenai performa organisasi. Sistem ini juga bisa menghasilkan laporan khusus atau exception report yang mengingatkan manajer pada perkembangan yang tidak terduga (misalnya permintaan yang tinggi pada suatu produk baru).

Sistem pemrosesan transaksi hanya akan bagus jika terdapat integritas data yang baik, dimana sistem hanya mengumpulkan informasi yang berguna untuk disediakan ke penggunanya. Sebagai contoh misalnya pada sistem kontrol persediaan, kita dapat bayangkan akan terjadi masalah jika TPS tidak merefleksikan informasi yang benar mengenai volume persediaan suatu barang. Para manajer sangat memerlukan laporan-laporan yang akan membantu mereka dalam mengambil keputusan yang baik, sehingga jika ada data yang tidak akurat, atau laporan yang tidak benar merupakan informasi yang tidak berharga.

TPS Berfungsi:

• Mengumpulkan data dari sistem fisik perusahaan dan lingkungan dan memasukkannya

ke dalam database.

• Mentansformasikan data menjadi informasi bagi manajer perusahaan dan pihak lain

dalam lingkungan perusahaan.

Contoh : Sebuah Supermarket setiap harinya melakukan penyimpanan ribuan data transaksi yang secara umum dilakukan untuk tujuan manajemen operasional dan berakhir ketikan tutup buku dengan dikeluarkannya laporan-laporan keuangan seperti laporan laba-rugi dan laporan lainnya yang menggambarkan kinerja perusahaan pada periode tersebut.

2. Office Automation System (OAS)

Sistem informasi berbasis teknologi komputer yang tidak memasukkan knowledge pada generator laporannya. Jadi user bebas untuk membentuk laporannya sendiri. Biasanya berupa program aplikasi untuk membantu aktivitas manajemen. OAS digunakan untuk mendukung pekerja data , biasanya tidak menciptakan hal baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentranformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membagikannya atau menyebarkannya secara keseluruhan, dengan organisasi dan kadang-kadang diluar itu.

OAS menyediakan fasilitas untuk memproses dokumen maupun pesan-pesan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif. OAS merupakan sistem yang memberikan fasilitas tugas-tugas pemrosesan informasi sehari-hari di dalam perkantoran dan organisasi bisnis. Sistem ini menyediakan aneka ragam perangkat untuk pemrosesan informasi, seperti pengolah lembar kerja (spreadsheet), pengolah kata (word processor), pengolah grafik, aplikasi presentasi, pengaksesan basis data personal, surat elektronis (e-mail) dan surat bersuara (v-mail atau voice mail), dan bahkan telekonferensi. Pengguna sistem ini pada prinsipnya adalah semua personil dalam organisasi, baik staf maupun yang masuk kategori level manajemen

Contoh : Word Processing, Spreadsheets, Electronic Schedule, Email, Video Conference,

Grafik Presentasi.

3. Knowledge Work System (KWS)

Knowledge Work System (KWS) digunakan untuk mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur, dan doctor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka ke organisasi atau masyarakat.

Contoh : Autocad untuk Insinyur

4. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS)

Sebuah sistem pengambilan keputusan (decision support system – DSS) merupakan sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk menutupi kekurangan sistem informasi manajemen, dengan memungkinkan manajer untuk mengambil informasi yang tidak dapat disuplai oleh laporan MIS yang settingnya predefined dan tetap (fix). DSS hanya menyediakan informasi yang berguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan (yang biasanya tidak terstruktur). Sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS) merupakan sebuah alat bantu yang menggunakan aplikasi sistem informasi berbasis komputer. DSS ini digunakan manajer untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada diarea semi struktur.

Banyak aplikasi DSS yang memungkinkan manajer untuk membuat simulasi yang dimulai dengan data sebenarnya dan bertanya ke DSS dengan pertanyaan “bagaimana jika” (what-if-game) seperti: “Apa yang terjadi pada profit atau keuntungan apabila kita menggunakan sebuah jasa pengiriman yang dapat memotong biaya pengepakan kita hingga dua persen, tetapi kadang-kadang juga menyebabkan keterlambatan dalam pengirimannya?”

Beberapa DSS juga menyediakan online analytical processing (OLAP) sebuah aplikasi yang memberikan decision support dengan memungkinkan para manajer untuk mengimport data yang kaya, detail hingga menit ke menit dari suatu database transaksi. DSS Memiliki fungsi untuk mendukung pembuatan keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan actual masih meupakan wewenang eksklusif pembuat keputusan. Hampir sama dengan SIM tradisional karena keduanya sama-sama tergantung pada basis data sebagai sumber data.

DSS biasanya memberikan dukungan dalam bentuk:

• Identifikasi masalah atau peluang-peluang pengambilan keputusan

• Identifikasi solusi atau keputusan yang mungkin

• Memberikan akses informasi yg diperlukan untuk memecahkan masalah atau

pengambilan keputusan

• Menganalisis kemungkinan keputusan atau variabel yang mempengaruhi keputusan

• Simulasi dari solusi-solusi yang mungkin

Software lain yang digunakan DSS: GDSS, Data Warehouse

Karakteristik DSS :
(Laudon dan Laudon, 1998)

Ø Menawarkan keluwesan, kemudahan beradaptasi, dan tanggapan yang cepat

Ø Memungkinkan pemakai memulai dan mengendalikan masukan dan keluaran

Ø Dapat dioperasikan dengan sedikit atau tanpa bantuan pemrogram profesional

Ø Menyediakan dukungan untuk keputusan dan permasalahan yang solusinya tak dapat ditentukan di depan

Ø Menggunakan analisis data dan perangkat pemodelan yang canggih

Contoh :

1. Manajer pada rantai ritel dapat menemukan informasi tentang cara kampanye

periklanan atau advertising dapat mempengaruhi tingkat penjualan produk yang

diiklankan lebih tinggi jika dibandingkan produk yang tidak diiklankan.

2. Manajer pada Pizzeria Uno yang mempunyai lebih dari 100 cabang, mengambil

dan menganalisa seluruh informasi penjualan dari setiap toko yang dimiliki

perusahaan setiap pagi dengan menggunakan OLAP. Hasilnya, mereka dapat

mengetahui dengan cepat trend yang sedang berkembang pada pilihan yang disukai

oleh pelanggan (preference), dan juga informasi mengenai performa para

pegawainya.

5. Sistem Informasi Manajemen (Management Information System – MIS)

Sistem pemrosesan transaksi didesain untuk dapat bekerja dengan sistem informasi manajemen. Suatu sistem informasi manajemen (MIS) merupakan sistem berbasis komputer yang mendukung kebutuhan informasi pada berbgai level manajemen yang berbeda. Sistem jenis ini didesain untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi. Para manajer level menengah (middle manager) harus membuat keputusan taktis (tactical decision) tentang bagaimana cara terbaik dalam mengorganisir sumberdaya untuk mencapai tujuan dari divisi mereka.

Sistem informasi manajemen menghasilkan laporan-laporan yang memberi informasi ke manajer menengah seberapa baik mereka dapat memenuhi tujuan yang telah ditentukan. Walaupun sistem informasi manajemen secara terus menjalankan peran yang penting dalam organisasi, tetapi juga mempunyai beberapa kekurangan. Sistem ini menghasilkan laporan-laporan yang mungkin saja tidak berisi informasi yang diinginkan oleh para manajer. Informasi bisa saja tidak tersedia pada saat dibutuhkan, dan mungkin juga informasi terselip pada tumpukan kertas-kertas hasil print-out laporan-laporan lainnya. MIS mentransformasikan data di sistem frontline (TPS) menjadi informasi yang berguna bagi manajer. Ciri khasnya adalah modul-modul MIS, yakni software penulisan laporan dan model yang dapat mensimulasikan perusahaan.

MIS digunakan :

• Oleh penggunanya sebagai alat bantu pengambil keputusan

• Oleh pihak lain yang tergabung dalam inter-organizational information system (IOS)

sehingga perusahaan dapat berinteraksi dengan supplier.

Contoh : Laporan analisis penjualan secara harian

6. Executive Support System (ESS)

Sistem yang dependecy-nya terhadap MIS dan TPS sangat tinggi ini merupakan sistem yang mendukung para eksekutif dalam membuat keputusan dari sumber-sumber yang tidak terstruktur. ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor. Sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang awam dengan komputerpun tidak sulit mengoperasikannya karena sistem dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan pemakai untuk menggunakannya (user-friendly).
ESS dikembangkan utamanya untuk :

Ø Menyediakan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pihak eksekutif.

Ø Menyediakan antar muka yang benar-benar user-friendly untuk eksekutif.

Ø Mempertemukan berbagai gaya keputusan individu para eksekutif.

Ø Menyediakan pelacakan dan kontrol yang tepat waktu dan efektif.

Ø Menyediakan akses cepat pada informasi detail yang tersirat di teks, bilangan, atau grafik.

Ø Memfilter, memadatkan, dan melacak data dan informasi yang kritis.

Ø Identifikasi masalah (atau juga kesempatan)

ESS bisa juga digunakan pada berbagai jenis perusahaan dan melayani sejumlah manajer sebagai suatu Enterprise Wide System (EWS).

Karakteristik EIS :

  • Dapat digunakan untuk meringkas, menapis, dan memperoleh detil data
  • Menyediakan analisis kecenderungan (trend analysis), pelaporan perkecualian, dan kemampuan drill-down·Dapat digunakan untuk mengakses dan memadukan data internal dan eksternal mudah digunakan dan terkadang tidak perlu atau hanya perlu sedikit pelatihan untuk menggunakannya
  • Dapat digunakan secara langsung oleh eksekutif tanpa perantara
  • Menyajikan informasi dalam bentuk teks, grafik, dan tabel

Terkadang dilengkapi fasilitas komunikasi elektronis (e-mail dan konferensi dengan komputer), kemampuan analisis data (spreadsheet, bahasa query, dan DSS), dan perangkat produktivitas pribadi (seperti kalendar elektronis)

Contoh : Kemudahan dalam mengakses informasi tentang beberapa aktivitas dari para

Pesaing.























Permintaan,Jawaban









Upload




Download